Posted in

Bahagia Itu Mahal

Makin banyak orang tertarik mengeluarkan uang untuk mendapat pengalaman langsung dibandingkan kepemilikan barang mewah.
Bahagia Itu Mahal
Ekonomi
Oleh ANDREAS MARYOTO
11 Feb 2024 11:51 WIB · Ekonomi
Singapura mengadakan konser Coldplay selama enam hari. Mereka juga mengundang Taylor Swift untuk berkonser dengan jumlah hari yang sama. Bruno Mars bakal tampil tiga hari di negara itu. Ekonomi konser dan acara lain tumbuh luar biasa pascapandemi. Tak hanya itu, fenomena ini ternyata mempunyai cerita lebih menarik lagi. Singapura paham mengelola ekonomi baru ini, namun ada yang perlu diwaspadai.
Pemerintahan di sejumlah negara berupaya menggerakkan ekonomi yang stagnan pascapandemi. Berbagai cara dilakukan, namun tak juga terangkat. Bisnis konser, olahraga, nonton film, dan lain-lain menggerakkan ekonomi baru ini. Kini, ekonomi tak lagi digerakkan dengan kepemilikan barang. Di satu sisi, semakin banyak orang yang tertarik mengeluarkan uang untuk mendapatkan pengalaman langsung dibandingkan kepemilikan barang-barang mewah.
Sejumlah perusahaan ritel mulai merasakan dampaknya. Penjualan beberapa produk tak lagi melonjak karena rasa memiliki barang sudah mulai berkurang di kalangan konsumen usia muda. Akan tetapi, kita akan menemukan banyak orang mendatangi tempat konser dan juga acara-acara olahraga. Mereka mulai menggeser pengeluaran ke acara yang bisa dinikmati sebagai pengalaman langsung.
Baca juga: Cuan di Balik Ingar Bingar Konser Coldplay
Anak-anak muda memilih menabung, menunda membeli barang kebutuhan, dan tak sedikit meminjam uang untuk menonton berbagai pertunjukan. Sebagai catatan, cara berutang ini belum tentu baik karena memunculkan persoalan keuangan setelah menonton acara itu. Mereka tak hanya dari keluarga kaya, tetapi juga dari keluarga kebanyakan yang ketika mengetahui ada acara yang diincar, mereka berusaha untuk mendapatkan uang dengan berbagai cara agar bisa mendatangi acara itu.
Kalangan ekonom menyebutnya sebagai funflation. Kenaikan harga akibat permintaan aktivitas untuk bersenang-senang yang meningkat. Istilah ekonomi terbaru yang beredar ini mengacu pada tren konsumen lebih cenderung mengeluarkan uang untuk pengalaman yang menyenangkan dibandingkan produk yang biasanya dibeli untuk digunakan di rumah, seperti televisi dan komputer. Kita juga bisa melihat fenomena ini di Indonesia. Acara lari maraton laris manis. Penjualan tiket bisa ludes hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Kalangan ekonom menyebutnya sebagai ’funflation’. Kenaikan harga akibat permintaan aktivitas untuk bersenang-senang yang meningkat.
Berbagai perusahaan telah merasakan dampak ekonomi dari acara-acara yang diadakan. Mereka juga melakukan riset untuk memastikan besaran dampak ekonomi dari berbagai acara itu. Perusahaan seperti Uber, Bank of America, dan Mastercard adalah beberapa perusahaan yang telah melihat kenaikan perputaran uang karena acara-acara hiburan.
Baca juga: Bisnis Film Konser Menjanjikan
Laporan Business Insider menyebutkan, Bank of America baru-baru ini merilis laporan penelitian yang menunjukkan bahwa Eras Tour milik Taylor Swift memiliki dampak ekonomi yang serupa dengan kompetisi sepak bola Amerika Serikat, Super Bowl, di kota-kota yang dikunjungi. Laporan tersebut menyoroti kota-kota seperti Pittsburgh, di mana rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk makan di restoran meningkat sebesar 77 dollar AS selama bulan konser Taylor Swift. Di Philadelphia, pendapatan hotel di kota tersebut mencapai angka tertinggi sejak pandemi pada Mei 2023, ketika dia tampil dalam tiga pertunjukan.
Mastercard juga merilis laporan serupa, dengan menggunakan frasa ”The Swift Lift” yang menggambarkan peningkatan penjualan ke bisnis lokal yang dibawakan Taylor Swift dengan penampilan tour miliknya. Studi tersebut menunjukkan bahwa dalam radius 2,5 mil (sekitar 4 kilometer) dari stadion di kota-kota yang dikunjungi Taylor Swift, pertumbuhan belanja di restoran meningkat 68 persen per hari dan pertumbuhan belanja di akomodasi meningkat 47 persen.
Beberapa yang paham dengan perkembangan ini mulai berinovasi dalam mengelola berbagai acara. Salah satunya adalah Singapura yang disebut di atas. Tidak mengherankan, mereka memborong berbagai acara karena dengan acara seperti itu, orang akan berbondong-bondong datang. Mereka akan membeli tiket pesawat, menginap di hotel, membeli makanan, dan tentu membeli berbagai oleh-oleh. Orang dari sejumlah negara Asia dan tentu dari benua lain akan datang di negara itu. Sebuah ledakan bisnis pascapandemi.
Untuk menjadi bahagia bakal menjadi mahal. Permintaan yang naik drastis akan diikuti dengan kenaikan harga yang gila-gilaan.
Meski demikian, sejumlah kalangan berpendapat fenomena ini mulai perlu diwaspadai. Untuk menjadi bahagia bakal menjadi mahal. Permintaan yang naik drastis akan diikuti dengan kenaikan harga yang gila-gilaan. Kita sudah bisa merasakan harga-harga baru untuk konser dan acara olahraga di Indonesia. Di Amerika Serikat juga telah terjadi. Harga tiket olahraga melonjak 25,1 persen berdasarkan harga tiket pada Oktober 2022 dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2023. Seorang penonton acara olahraga yang diwawancarai CNBC mengatakan, jika dua tahun lalu bisa menonton lima acara, sekarang ia hanya bisa menonton dua acara olahraga. Fenomena ini telah mendorong inflasi nasional menjadi tinggi.
Orang kembali menonton dan tentu memiliki pengalaman di berbagai acara yang tertunda saat pandemi. Lebih dari itu, sebenarnya ada peran platform atau aplikasi yang mudah menangkap perubahan ini. Platform berbasis algoritma bisa menaikkan dan menurunkan harga karena menggunakan model penetapan harga dinamis. Salah satu pengamat menyebut, struktur ini memungkinkan pengelola platform mengambil lebih atau kurang dari harga per tiket, bergantung pada permintaan acara pada saat tertentu.
Baca juga: Taylor Swift Tak Terhentikan
Singapura mengadakan konser Coldplay selama enam hari. Mereka juga mengundang Taylor Swift untuk berkonser dengan jumlah hari yang sama. Bruno Mars bakal tampil tiga hari di negara itu. Ekonomi konser dan acara lain tumbuh luar biasa pascapandemi. Tak hanya itu, fenomena ini ternyata mempunyai cerita lebih menarik lagi. Singapura paham mengelola ekonomi baru ini, namun ada yang perlu diwaspadai.
Pemerintahan di sejumlah negara berupaya menggerakkan ekonomi yang stagnan pascapandemi. Berbagai cara dilakukan, namun tak juga terangkat. Bisnis konser, olahraga, nonton film, dan lain-lain menggerakkan ekonomi baru ini. Kini, ekonomi tak lagi digerakkan dengan kepemilikan barang. Di satu sisi, semakin banyak orang yang tertarik mengeluarkan uang untuk mendapatkan pengalaman langsung dibandingkan kepemilikan barang-barang mewah.
Sejumlah perusahaan ritel mulai merasakan dampaknya. Penjualan beberapa produk tak lagi melonjak karena rasa memiliki barang sudah mulai berkurang di kalangan konsumen usia muda. Akan tetapi, kita akan menemukan banyak orang mendatangi tempat konser dan juga acara-acara olahraga. Mereka mulai menggeser pengeluaran ke acara yang bisa dinikmati sebagai pengalaman langsung.
Baca juga: Cuan di Balik Ingar Bingar Konser Coldplay
Anak-anak muda memilih menabung, menunda membeli barang kebutuhan, dan tak sedikit meminjam uang untuk menonton berbagai pertunjukan. Sebagai catatan, cara berutang ini belum tentu baik karena memunculkan persoalan keuangan setelah menonton acara itu. Mereka tak hanya dari keluarga kaya, tetapi juga dari keluarga kebanyakan yang ketika mengetahui ada acara yang diincar, mereka berusaha untuk mendapatkan uang dengan berbagai cara agar bisa mendatangi acara itu.
Kalangan ekonom menyebutnya sebagai funflation. Kenaikan harga akibat permintaan aktivitas untuk bersenang-senang yang meningkat. Istilah ekonomi terbaru yang beredar ini mengacu pada tren konsumen lebih cenderung mengeluarkan uang untuk pengalaman yang menyenangkan dibandingkan produk yang biasanya dibeli untuk digunakan di rumah, seperti televisi dan komputer. Kita juga bisa melihat fenomena ini di Indonesia. Acara lari maraton laris manis. Penjualan tiket bisa ludes hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Kalangan ekonom menyebutnya sebagai ’funflation’. Kenaikan harga akibat permintaan aktivitas untuk bersenang-senang yang meningkat.
Berbagai perusahaan telah merasakan dampak ekonomi dari acara-acara yang diadakan. Mereka juga melakukan riset untuk memastikan besaran dampak ekonomi dari berbagai acara itu. Perusahaan seperti Uber, Bank of America, dan Mastercard adalah beberapa perusahaan yang telah melihat kenaikan perputaran uang karena acara-acara hiburan.
Baca juga: Bisnis Film Konser Menjanjikan
Laporan Business Insider menyebutkan, Bank of America baru-baru ini merilis laporan penelitian yang menunjukkan bahwa Eras Tour milik Taylor Swift memiliki dampak ekonomi yang serupa dengan kompetisi sepak bola Amerika Serikat, Super Bowl, di kota-kota yang dikunjungi. Laporan tersebut menyoroti kota-kota seperti Pittsburgh, di mana rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk makan di restoran meningkat sebesar 77 dollar AS selama bulan konser Taylor Swift. Di Philadelphia, pendapatan hotel di kota tersebut mencapai angka tertinggi sejak pandemi pada Mei 2023, ketika dia tampil dalam tiga pertunjukan.
Mastercard juga merilis laporan serupa, dengan menggunakan frasa ”The Swift Lift” yang menggambarkan peningkatan penjualan ke bisnis lokal yang dibawakan Taylor Swift dengan penampilan tour miliknya. Studi tersebut menunjukkan bahwa dalam radius 2,5 mil (sekitar 4 kilometer) dari stadion di kota-kota yang dikunjungi Taylor Swift, pertumbuhan belanja di restoran meningkat 68 persen per hari dan pertumbuhan belanja di akomodasi meningkat 47 persen.
Beberapa yang paham dengan perkembangan ini mulai berinovasi dalam mengelola berbagai acara. Salah satunya adalah Singapura yang disebut di atas. Tidak mengherankan, mereka memborong berbagai acara karena dengan acara seperti itu, orang akan berbondong-bondong datang. Mereka akan membeli tiket pesawat, menginap di hotel, membeli makanan, dan tentu membeli berbagai oleh-oleh. Orang dari sejumlah negara Asia dan tentu dari benua lain akan datang di negara itu. Sebuah ledakan bisnis pascapandemi.
Untuk menjadi bahagia bakal menjadi mahal. Permintaan yang naik drastis akan diikuti dengan kenaikan harga yang gila-gilaan.
Meski demikian, sejumlah kalangan berpendapat fenomena ini mulai perlu diwaspadai. Untuk menjadi bahagia bakal menjadi mahal. Permintaan yang naik drastis akan diikuti dengan kenaikan harga yang gila-gilaan. Kita sudah bisa merasakan harga-harga baru untuk konser dan acara olahraga di Indonesia. Di Amerika Serikat juga telah terjadi. Harga tiket olahraga melonjak 25,1 persen berdasarkan harga tiket pada Oktober 2022 dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2023. Seorang penonton acara olahraga yang diwawancarai CNBC mengatakan, jika dua tahun lalu bisa menonton lima acara, sekarang ia hanya bisa menonton dua acara olahraga. Fenomena ini telah mendorong inflasi nasional menjadi tinggi.
Orang kembali menonton dan tentu memiliki pengalaman di berbagai acara yang tertunda saat pandemi. Lebih dari itu, sebenarnya ada peran platform atau aplikasi yang mudah menangkap perubahan ini. Platform berbasis algoritma bisa menaikkan dan menurunkan harga karena menggunakan model penetapan harga dinamis. Salah satu pengamat menyebut, struktur ini memungkinkan pengelola platform mengambil lebih atau kurang dari harga per tiket, bergantung pada permintaan acara pada saat tertentu.
Baca juga: Taylor Swift Tak Terhentikan
Kerabat Kerja
Penulis:
Editor:

Kejutan Tak Terduga Mengalir Deras di Bonanza X1000

Karyawan Magang Temukan Pola Gacor Bonanza X1000 di Jam yang Tak Masuk Akal

Pragmatic Play Tegaskan Bonanza X1000 Masih Jadi Game Paling Aktif di Asia Tenggara

Bonanza X1000 Cetak Rekor Tertinggi di Indonesia, Transaksi Harian Tembus Miliaran

Begini Cara Kerja Fitur Scatter di Bonanza X1000 yang Sering Diabaikan Pemula

Efek Kombinasi Scatter & Tumble di Bonanza X1000: Bisa Naikkan Kemenangan 10x Lipat

Big Match Liga Champions Jadi Magnet Mix Parlay, Ribuan Tiket Terjual Online

Lonjakan Peminat Mix Parlay di Tengah Panasnya Liga Eropa

Mix Parlay Makin Populer, Apa Sebenarnya Strategi di Balik Tiket Kombinasi Ini?

Dari Warung Kopi hingga Sosial Media: Mix Parlay Jadi Obrolan Fans Sepak Bola

Taruhan Bola Digital: Mix Parlay Bersaing Jadi Tren Baru di Asia Tenggara

Strategi Mix Parlay: Dari Tebakan 3 Laga Bisa Berbuah Jackpot Fantastis

Fenomena Mix Parlay Online: Antara Analisis Cerdas dan Faktor Keberuntungan

Mix Parlay Mewabah di Tengah Liga Inggris, Italia, dan Champions League

Liga-Liga Top Dunia Picu Ledakan Mix Parlay, Ribuan Pemain Ikut Bertaruh

Penjual Kopi di Makassar Menang Mix Parlay Rp86 Juta Bermodal Receh

strategi jackpot progresif di mahjong ways agar lebih cepat dapat

rahasia pola gacor mahjong ways hari ini yang bikin mudah masuk fitur bonus dan perkalian besar

analisis pola gacor mahjong ways cara sistematis memaksimalkan free spin dan kemenangan

stop main random ini strategi mahjong ways agar bonus dan perkalian besar bisa turun tanpa drama

mengungkap cara bandar slot bekerja dan trik agar pemain bisa lebih sering menang

fakta menarik tentang bandar slot dari sistem rng hingga strategi bonus

menguak rahasia bandar slot dari pola permainan hingga strategi bonus yang bikin pemain betah lebih lama

rahasia menang mahjong ways pola spin strategi taruhan dan cara dapat bonus besar

soda69 mengungkap rahasia pola gacor mahjong ways agar bonus dan jackpot lebih mudah muncul

cara cerdas bermain mahjong ways di soda69 agar bonus dan multiplier lebih sering muncul

rahasia menang mahjong ways 5 trik spin yang wajib dicoba hari ini

jangan main asal! begini cara cerdas raih bonus dan multiplier di mahjong ways

panduan lengkap bermain slot online 2025 tips trik dan strategi agar jackpot lebih cepat

rahasia slot online yang jarang diketahui cara main pintar dan maksimalkan setiap putaran

panduan terbaru slot online tips dan trik praktis agar pengalaman permain lebih seru dan menguntungkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *